Rabu, 13 Juli 2011

RASTAFARIANISME

Rasta, atau Gerakan Rastafari, adalah sebuah gerakan agama baru yang mengakui Haile Selassie I, bekas kaisar Ethiopia, sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa Yehuda sebagai Yah (nama Rastafari untuk Allah, yang merupakan bentuk singkat dari Yehovah yang ditemukan dalam Mazmur 68:4 dalam Alkitab versi Raja James), dan bagian dari Tritunggal Kudus. Nama Rastafari berasal dari Ras Täfäri, nama Haile Selassie I sebelum ia dinobatkan menjadi kaisar. Gerakan ini muncul di Jamaika di antara kaum kulit hitam kelas pekerja dan petani pada awal tahun 1930-an, yang berasal dari suatu penafsiran terhadap nubuat Alkitab, aspirasi sosial dan politik kulit hitam, dan ajaran nabi mereka, seorang penerbit dan organisator Jamaika kulit hitam, Marcus Garvey, yang visi politik dan budayanya ikut menolong menciptakan suatu pandangan dunia yang baru. Gerakan ini kadang-kadang disebut "Rastafarianisme"; namun hal ini dianggap tidak pantas dan menyinggung perasaan banyak kaum Rasta.
Gerakan Rastafari telah menyebar di berbagai tempat di dunia, terutama melalui imigrasi dan minatnya dilahirkan oleh musik Nyahbinghi dan reggae —khususnya musik Bob Marley, yang dibaptiskan dengan nama Berhane Selassie (Cahaya Tritunggal) oleh Gereja Ortodoks Ethiopia sebelum ia meninggal, sebuah langkah yang juga diambil belakangan oleh jandanya, Rita. Pada tahun 2000, ada lebih dari satu juta Rastafari di seluruh dunia. Sekitar 5-10% dari penduduk Jamaika mengidentifikasikan dirinya sebagai Rastafari. Kebanyakan kaum Rastafari vegetarian atau hanya memakan jenis-jenis daging tertentu. Di AS ada banyak sekali restoran vegetarian Hindia Barat, yang menyediakan makanan Jamaika.
Kaum Rastafari
Gerakan Rastafari percaya bahwa akhir zaman dimulai dengan penobatan Haile Selassie sebagai Kaisar Ethiopia pada 1930, dan bahwa ia akan segera menyatakan dirinya sebagai Allah.
Kaum Rastafarian mempunyai suatu penafsiran yang unik tentang akhir zaman, yang didasarkan pada Perjanjian Lama dan Kitab Wahyu. Mereka percaya Kaisar Haile Selassie dari Ethiopia adalah Allah yang menjelma, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan yang disebutkan dalam Wahyu 5:5. Sementara di satu pihak penobatan Selassie dipandang sebagai kedatangan Kristus yang kedua kali, dan kejadian-kejadian seperti misalnya Perang Italia-Ethiopia Kedua dipandang sebagai penggenapan atas nubuat-nubuat Alkitab dan khususnya Wahyu, ada juga pengharapan bahwa Selassie akan menyerukan hari penghakiman, ketika ia membawa pulang anak-anak Israel yang telah hilang (kaum kulit hitam yang dibawa keluar dari Afrika pada masa perdagangan budak) untuk hidup bersamanya dalam perdamaian, cinta-kasih dan keserasian yang sempurna di Bukit Sion di Afrika. Bukit Sion bukanlah sebuah tempat, tetapi kaum Rasta percaya bahwa mereka akan hidup di sana bersama Selassie dalam pengertian fisik. Di sana mereka tidak akan pernah mati.
Doktrin
Rastafari berkembang di antara penduduk yang sangat miskin, yang merasa bahwa masyarakat tidak mau menolong mereka kecuali membuat mereka menjadi lebih menderita. Kaum Rasta memandang diri mereka sebagai penggenap suatu visi tentang bagaimana orang Afrika harus hidup. Mereka merebut kembali apa yang mereka anggap sebagai kebudayaan yang telah dicuri dari mereka ketika dibawa di kapal-kapal budak ke Jamaika, tempat lahir gerakan ini.
Doktrin Rastafari sangat berbeda dengan norma-norma pikiran dunia barat modern. Hal ini disengaja oleh kaum Rasta sendiri. Berbeda dengan banyak kelompok keagamaan modern dan Kristen yang cenderung menekankan konformitas dengan "kekuasaan yang ada", Rastafari sebaliknya menekankan kesetiaan kepada konsep mereka tentang "Sion" dan penolakan masyarakat modern ("Babel"). "Babel" dalam hal ini dianggap memberontak terhadap "Penguasa Dunia Sejati" (YAH) sejak zaman Nimrod.
"Cara hidup ini" tidak sekadar diberikan makna intelektual, atau "keyakinan" seperti yang biasa diistilahkan. Ini adalah masalah mengetahui atau menemukan identitas sejati diri sendiri. Mengikut dan menyembah YAH Rastafari berarti menemukan, menyebarkan dan "menempuh" jalan di mana orang telah dilahirkan dengan sebenarnya.
Agama ini sulit dikategorikan, karena Rastafari bukanlah suatu organisasi yang tersentralisasi. Masing-masing Rastafari mencari kebenaran untuk dirinya sendiri, sehingga akibatnya terdapat berbagai keyakinan yang masuk ke bawah payung besar bernama Rastafari.
Afrosentrisme
Secara sosial, Rastafari adalah suatu tanggapan terhadap penyangkalan rasialis terhadap orang-orang kulit hitam sebagaimana yang dialami di Jamaika, ketika pada tahun 1930-an orang-orang kulit hitam berada pada tingkat tatanan sosial paling bawah, sementara orang-orang kulit putih dan agama mereka (umumnya Kristen) berada di paling atas. Anjuran Marcus Garvey agar orang-orang kulit hitam bangga akan diri mereka dan warnisan mereka mengilhami kaum Rasta untuk memeluk segala sesuatu yang bersifat Afrika. Mereka mengajarkan bahwa mereka dicuci otak ketika berada dalam tawanan untuk menyangkal segala sesuatu yang berkaitan dengan kulit hitam dan Afrika. Mereka membalikkan citra rasialis mereka dan menganggapnya primitif dan langsung dari hutan dan malah merangkulnya -- meskipun itu berlawanan -- dan menjadikan konsep-konsep ini sebagai bagian dari budaya Afrika yang mereka anggap telah dicuri dari mereka ketika mereka dibawa dari Afrika di kapal-kapal budak. Dekat dengan alam dan dengan savana Afrika serta singa-singanya, di dalam roh, kalau bukan secara badani, adalah gagasan sentral mereka tentang budaya Afrika.
Hidup dekat dengan alam dan menjadi bagian dari alam dianggap sebagai sifat Afrika. Pendekatan Afrika terhadap "hidup dekat alam" ini terlihat dalam rambut gimbal, ganja (marijuana), makanan ital, dan dalam segala aspek kehidupan Rasa. Mereka membenci pendekatan (atau, seperti yang mereka pahami, non-pendekatan) modern terhadap kehidupan karena dianggap tidak alamiah dan terlalu objektif dan menolak subjektivitas. Kaum Rasta mengatakan bahwa para ilmuawn berusaha menemukan bagaimana dunia kelihatan dari luar, sementara kaum Rasta mendekatinya dengan melihat kehidupan dari dalam ke luar. Individu mendapatkan kedudukan sangat penting dalam Rastafari, dan setiap Rasta harus mencari kebenaran untuk dirinya sendiri.
Identifikasi Afrosentris penting lainnya adalah warna merah, emas, dan hijau, dari warna bendera Ethiopia. Warna-warna ini adalah lambang gerakan Rastafari, dan kesetiaan kaum Rasta terhadap Haile Selassie, Ethiopia, dan Africa dan bukan kepada negara modern manapun di mana mereka kebetulan tinggal. Warna-warna ini seringkali terlihat dalam pakaian dan hiasan-hiasan lainnya. Merah melambangkan darah para martir, hijau melambangkan tetumbuhan Afrika, sementara emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran yang ditawarkan Afrika. (Sebaliknya, sejumlah pakar Ethiopia menyatakan bahwa warna-warna ini berasal dari pepatah lama y ang mengatakan bahwa sabuk Perawan Maria adalah pelangi, dan bahwa warna merah, emas, dan hijau melambangkan semuanya ini.) Berikut adalah gambar – gambar yang memaparkan kekhasan kaum rasta:

Banyak dari pemeluk Rastafari berusaha mempelajari bahasa Amharik, yang mereka anggap sebagai bahasa aslinya, karena inilah bahasa yang dipergunakan Haile Selassie I, dan untuk mengidentifikasikan diri mereka sebagai orang Ethiopia—meskipun pada praktiknya kebanyakan pemeluk Rasta tetap berbahasa Inggris atau bahasa kelahiran mereka. Ada pula lagu-lagu reggae yang ditulis dalam bahasa Amharik.
Marcus Garrey
Sekitar tahun 1920-an, orang-orang Kingston Jamaica hidup dalam keadaan miskin dan melarat, mereka ditindas oleh penjajah kulit putih ini menganggap ‘White Imperialisme’.
Kemunculan falsafah yang dikenali sebagai ‘Back To Africa’ yang dipelopori oleh Marcus Garrey, yang mengajak kaum kulit hitam mengukuhkan kembali kepercayaan mereka terhadap asal-usul nenek moyang mereka. Keyakinan mereka bertambah dan seorang ‘Black African’ bernama Ras Tafari Makonnen telah ditabalkan sebagai Maharaja Ethiopia dengan gelaran Emperor Haile Selassie 1 dan para pengikutnya menggelarkan beliau Rastafarians dan menganggap mereka salah satu daripada 12 puak Israel dan mempercayai Haile Selassie I adalah ‘Conquerring Lion of the Tribe of Judah’
Kepercayaan semasa awal kemunculannya amat radikal berbanding sekarang. Rastafarians membenci golongan kulit putih dan melabel budaya mereka sebagai ‘Babylon’-tidak asli dan tidak ikhlas, tamak dan meterialistik.
Kematian Haile Selassie 1 pada tahun 1974 memang tidak disangka oleh Rastafarians, malah ada yang menuduh kematiannya satu konspirasi media kaum kulit putih. Bagai manapun budaya dan agama ini terus berkembang walaupun maharaja telah tiada. Nama besar yang telah di kembangkan Rastafarianisme tahun 1970an adalah Bob Marley.
Pada mulanya musik golongan Rastafariansme adalah ska dan berubah ke rocksteady dan reggae. Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah ini pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an. Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
Beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik Reggae dan sub-ragamnya Indonesia antara lain Tony Q Rastafara, Ras Muhamad, Steven & Coconut Treez, Joni Agung (Bali), New Rastafara (Yogyakarta),dan Mbah Surip (Mojokerto). Sekitar tahun 1986 musik Reggae mulai dikumandangkan di Indonesia, band tersebut adalah Black Company sebuah band dengan genre Reggae, beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya, kemudian ada Asian Force dan Abresso, Jamming.
Raggae mengekspresikan mereka, serta memprotes ketidakadilan dan penindasan yang dideritai oleh orang-orang Jamaica.Salah satu aspek Rastafarianisme yang dipandang hina adalah penggunaan ganja sebagai salah satu ‘alat utama dalam kehidupan dan upacara keagamaan. Mengenai rambut Dreadlocks ,Rastafarians tidak menggalakkan pengikutnya menyukur, menyikat rambut, atau mengguntingnya seperti dikatakan dalam kitab mereka. Bagi mereka, rambut yang panjang berketul-ketul serta liar tak terurus adalah diibaratkan ‘Lion of Judah’, satu simbol berbentuk kepala singa yang melambangkan kekuatan Haile Selassie 1.
Beliau dikatakan memiliki cincin kepala singa dan beliau tela menyerahkan kepada Bob Marley sebelum kematiannya. Perkataan ‘Dreadlocks’ dipopularkan oleh Bob Marley melalui lagu ‘Natty Locks’. Dari segi warna merah melambangkan Gereja Triumphant atau gereja Rastafarians dan darah mereka, warna kuning melambangkan kekayaan Ethiopia dan warna hijau melambangkan keindahan dan kesuburan tanaman di Ethiopia.
Haile Selassie dan Alkitab
Sebuah kepercayaan yang mempersatukan banyak pemeluk Rastafari adalah bahwa Ras, sebuah gelar kebangsawanan Amharik, sepadan dengan Duke; juga berarti "Kepala") Tafari Makonnen, yang dinobatkan sebagai Haile Selassie I, Kaisar Ethiopia pada 2 November 1930, adalah Allah yang hidup dan menjelma manusia, yang disebut Yah, yaitu Mesias kulit hitam yang akan memimpin bangsa-bangsa yang berasal dari Afrika di seluruh dunia untuk masuk ke tanah perjanjian yang penuh dengan emansipasi dan keadilan ilahi, meskipun sebagian mansions tidak menerjemahkannya secara harafiah. Ini sebagian disebabkan oleh gelarnya Raja di atas segala raja, Tuhan dari segala tuhan dan Singa Penakluk dari Suku Yehuda. Gelar-gelar ini sesuai dengan Mesias yang disebutkan dalam Kitab Wahyu. Namun, menurut tradisi Ethiopia, gelar-gelar ini diberikan kepada semua kaisar dari garis keturunan Salomo sejak tahun 980 SM — jauh sebelum Kitab Wahyu ditulis pada sekitar 97 M. Menurut beberapa tradisi, Haile Selassie adalah raja Ethiopia ke-225 dalam sebuah garis keturunan yang tidak pernah terputus sejak Raja Salomo di masa Alkitab dan Ratu Syeba. Mazmur 87:4-6 juga dipahami meramalkan penobatan Haile Selassie I.
Pada abad ke-10 SM, Dinasti Salomo di Ethiopia didirikan oleh Menelik I, anak Salomo dan Ratu Syeba, yang pernah mengunjungi Salomo di Israel. 1 Raja-raja 10:13 mengklaim "Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya dan yang dimintanya, selain apa yang telah diberikannya kepadanya sebagaimana layak bagi raja Salomo. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya." Berdasarkan Kebra Negast, kaum Rasta menafsirkan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa Ratu Syeba hamil dengan anak Salom, dan dari sini mereka menyimpulkan bahwa orang-orang kulit hitam adalah keturunan sejati Israel, atau orang Yahudi. Orang-orang Yahudi hitam Beta Israel telah hidup di Ethiopia selama berabad-abad, terputus dari sisa Yudaisme. Keberadaan mereka membuat orang yakin dan mendorong para Rastafari perdana, dan mengesahkan keyakinan mereka bahwa Ethiopia adalah Sion.
Sebagian kaum Rasta yang ortodoks mengecam reggae sebagai suatu bentuk musik komersial dan "penjualan diri kepada Babel". Bagi yang lainnya, ini adlaah "Musik Takhta YAH".
Rastafari di masa kini
Pada akhir abad ke-20, kaum perempuan telah memainkan peranan yang lebih penting di dalam gerakan Rastafari. Pada tahun-tahun awalnya, kaum perempuan yang sedang datang bulan harus takluk kepada suami mereka dan dikeluarkan dari upacara-upacara keagamaan dan sosial. Pada umumnya, kaum perempuan merasakan kebebasan yang lebih besar sekarang dalam mengungkapkan diri mereka. Dengan demikian mereka pun menyumbangkan peranan yang lebih besar pula kepada agama ini.
Rastafari bukanlah sebuah agama yang sangat terorganisasi. Malah, sebagian kaum Rasta mengatakan bahwa itu sama sekali bukan "agama", melainkan suatu "jalan Kehidupan". Kebanyakan kaum Rasta tidak mengidentifikasikan dirinya dengan sekte atau denominasi apapun, meskipun ada tiga istana Rastafari yang terkemuka: Nyahbinghi, Bobo Ashanti dan Keduabelas Suku Israel. Dengan mengklaim Yah sebagai Yesus yang datang kedua kalinya, Rastafari adalah sebuah gerakan agama baru yang muncul dari agama Kristen, seperti halnya agama Krsiten muncul dari Yudaisme. Pada 1996, gerakan Rastafari di seluruh dunia mendapatkan status konsultatif dari Perserikatan Bangsa-bangsa.
Antara Musik Reggae dan Rastafarian
Sejatinya, rastafari awalnya merupakan suatu gerakan yang populer di Karibia. Gerakan ini menolak bangsa Afrika berada dalam penindasan kulit putih. Ras Muhamad yang menjalani falsafah rastafari sejak sepuluh tahun terakhir mengakui, di Indonesia terdapat bias dalam memandang rastafari.
Sesungguhnya, penganut rastafari yang disebut sebagai rastaman, atau rastafarian tidak mengkonsumsi alkohol, obat bius, ganja, dan beberapa diantaranya adalah vegetarian. Perbedaan cara memandang pada gerakan ini lebih disebabkan minimnya sumber-sumber informasi yang benar-benar paham akan rastafari.


Sehingga justru yang timbul dan diikuti oleh sebagian orang adalah perilaku negatifnya saja.Salah satu musisi Jamaika, Bob Marley, yang juga menganut rastafarian, memberi andil yang signifikan dalam mempopulerkan reggae ke dunia internasional.
Tembang-tembang yang dimainkan oleh Bob Marley memanifestasikan gerakan perjuangannya melawan rezim apartheid di Afrika.
Lagu dalam musik reggae yang berisi pesan perdamaian, serta perjuangan terhadap kehidupan maupun kritik-kritik sosial dilatarbelakangi situasi di Afrika, lebih khusus lagi di Jamaika, yang kerap mengalami pertikaian politik.
Lagu-lagu yang berakar dari musik Jamaika, seperti reggae atau ska, yang sarat dengan semangat anti perbudakan, keinginan untuk hidup mandiri, serta memiliki tujuan yang jelas dalam hidup, merupakan bagian yang tidak jauh berbeda dengan falsafah rastafari.
Namun, bagian positif seperti ini kerap luput dari pandangan banyak penggemar reggae. Sebagian besar justru lebih banyak terbawa arus gaya hidup sang legenda, Bob Marley.
Kalangan musisi yang bergelut di aliran musik reggae menyayangkan kaum pecinta reggae yang tidak mengerti makna sesungguhnya, musik yang satu ini. Mereka berharap, para pecinta reggae menghayati makna terdalam dari musik yang satu ini agar aliran ini tidak dimanfaatkan untuk menjaring kaum remaja ke arah yang negatif.
Saat ini banyak penggemar reggae yang menamai diri rastaman, tetapi menjalani gaya hidup yang seenaknya, yang bertolak belakang dengan pandangan penganut rastafari. Padahal, meski berasal dari kawasan yang sama, reggae dan rastafari merupakan dua hal yang berbeda.
Begitu kentalnya nuansa falsafah rastafarian dalam ratusan tembang yang dicipta dan dibawakan musisi reggae, membuat citra reggae dan rastafarian sulit untuk dipisahkan.
Minimnya informasi mengenai esensi dari reggae dan rastafarian membuat pengertian antar keduanya menjadi tumpang tindih. Bahkan, ada orang yang menggunakan kata rasta sebagai kata ganti untuk mariyuana, atau ganja.
Sehingga beberapa orang merasa takut untuk disebut sebagai rastaman, karena berkonotasi negatif. Dalam hal penggunaan ganja, Tony Q (baca : toni kiuw) yang sudah belasan tahun bergelut di musik reggae, baik di dalam negeri, maupun mancanegara, punya pengalaman tersendiri dalam hal penggunaan ganja sebagai benda terlarang.
Jika diamati, para musisi reggae memang punya simpati kuat pada kaum rastafarian. Karena itu, mereka keberatan jika reggae dikonotasikan identik dengan kehidupan yang negatif. Kendati sebagai hiburan, musik reggae sejatinya berisi pesan positif.
Pada intinya, setelah melalui perjalanan panjangnya, reggae dan rastafarian bisa dibilang punya arah yang sama. Membawa pesan kasih sayang dan perdamaian, bukan sekedar berambut gimbal atau tampil berantakan.
Tak kenal maka tak sayang. Itulah jeritan hati pecinta reggae sejati. Kebebasan yang mereka inginkan, bukanlah kebebasan tanpa batas lewat pengaruh daun ganja.

Rastafarian
Jah set I-n-I as a watchman
around Babylonian walls
Yeah-eh, children of Israel.
I-n-I shall never hold I peace
While wrong is going on
Day or night.
Bust down Babylon gates
Prepare ye the way
Prepare ye the way for Jah people.
( Culture, "Jah Rastafari," International Herb )

Rastafarian adalah sebuah gerakan religius yang paling terkenal di kepulauan Karibia, khususnya di Jamaika. Rastafarian, dengan campuran Kristenitas dan Judaisme Black Messiah, dikelompokan ke berbagai bidang teologi, yaitu pemujaan religius, sebuah kepercayaan, atau sebuah sekte. Gerakan ini berpengaruh terhadap kebudayaan dan pola kehidupan bermasyarakat di Karibia. Bila dijabarkan secara luas Rastafarian adalah sekelompok orang yang mempunyai sebuah semangat hidup yang berdasarkan pola ajaran dari kepercayaan yang dianutnya.

Nama Rastafari berasal dari Ras, yang merupakan gelar yang diberikan kepada kalangan ningrat laki-laki di Ethiopia, dan Tafari, nama sebelum penobatan dari Raja Ethiopia Kaisar Haile Selassie (1898-1975). Depresi dan diskriminasi kelas selama tahun 1930-an yang terjadi di Jamaika merupakan salah satu faktor mengapa ajaran ini dapat berkembang secara pesat di perkampungan kaum-kaum miskin di Jamaika, dan yang menjadi faktor lain dalam perkembangan Rastafarian adalah timbulnya sebuah gerakan kekuatan kulit hitam di awal tahun 1930-an yang dibawa oleh Marcus Garvey dengan gerakan " Back to Afrika "-nya, dimana dalam gerakan tersebut semacam mengembalikan sebuah kecintaan terhadap kebangsaan orang-orang kulit hitam terhadap penindasan yang sering dialami oleh orang kulit hitam. Kaum Rastafarian membandingkan diri mereka sebagai orang buangan dari Afrika dengan mengartikan segala perbudakan sebagai hal yang sama dengan kaum Israelites yang terusir ke babylon oleh raja Nebuchadnezzar. Karena itulah kata "Babylon" dipergunakan oleh kaum rastafari untuk menyebut setiap jenis tekanan dari sistem kekuasaan

Dalam mengembangkan ajarannya, Rastafarian menggunakan referensi yang terdapat dalam bibel, dan injil-injil dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya, salah satu contoh dari referensi tersebut adalah Revelations, Holy Piby, King James's Bible. Dalam Revelations 19:16 dan 5:2-5 mempunyai ajaran yang sangat berpengaruh bagi kaum Rastafarian, dimana isi dalam injil tersebut mengakui kebesaran seorang Rastafari. Selain itu ayat injil lainnya yang digunakan kaum Rastafarian untuk mengakui kebesaran Kaisar Haile Selassie sebagai seorang juru selamat antara lain : Ezekiel 30, Epistle to timothy, Psalms 9,18,68,76,87:4, Isaiah 9.

Kaum Rastafarian meyakini bahwa kepercayaan mereka merupakan campuran dari bentuk yang paling murni Judaisme dan Kristenitas, dan mereka juga menerima pengaruh turunan dari Mesir dalam kedua agama tersebut. Untuk memperkuat kebesaran dari Haile Selassie, kaum Rastafarian menolak hipokritas kaum babylonia dalam gerakan modern dan Gereja Roma, bahkan konsulat Roma, adalah yang secara umum mereka sebut Babylonia, karena menurut mereka dari kota tersebut Mussolini memerintahkan menjajah Ethiopia pada tahun 1935 yang merupakan tanah suci bagi kaum Rastafarian. Maka dari itu para Rastafarian menolak semua ajaran yang berasal dari Roma, karena menurut mereka ajaran tersebut telah menyesatkan mereka.

Hal - hal yang diyakini kaum Rastafarian
• Kaum Rastafarian percaya bahwa Tuhan adalah roh dan roh tersebut bermanifestasi kepada Yang Mulia Kaisar Emperor Haile Selassie I.
• Kaum Rastafarian meyakini bahwa Jesus adalah keturunan langsung raja Daud dan berkulit hitam.
• Kaum Rastafarian meyakini bahwa dinasti Sulaiman Ethiopia merupakan representasi langsung raja Daud.
• Kaum Rastafarian yakin bahwa mereka adalah suku asli Israel yang hilang diceraiberaikan oleh Babylon sampai kemunculan Yang Mulia Kaisar Haile Selassie I.
• Kaum Rastafarian percaya bahwa Ethiopia adalah Tanah Perjanjian atau Surga di bumi.
• Kaum Rastafarian yakin bahwa Tuhan akam membawa mereka kembali ke Zion (Ethiopia).
Ganja (Marijuana) dalam dunia rastafarian
Peran sebuah religi selalu mempengaruhi lingkungan sosial, dan geografis dimana para kaum Rastafarian tumbuh, seperti penggunaan ganja (Marijuana) sebagai bagian dari ritual keagamaan dan bantuan untuk bermeditasi merupakan sesuatu yang umum di Jamaika.
Para Rastafarian menganggap ganja sebagai sebuah "ramuan kebijaksanaan" yang sakral dan para pemimpin kaum Rastafarian mengharuskan untuk menghisapnya sebagai bagian dari ritual religiusnya. Para kaum Rastafarian percaya bahwa tumbuhan tersebut tumbuh di atas makam Raja Sulaiman, seperti yang disebutkan dalam salah satu injilnya yaitu dalam Psalms 104 : 14, " Ia menyebabkan rumput tumbuh untuk lembu, dan ramuan untuk melayani manusia, yang seterusnya menggali makanan keluar dari dalam bumi. ", maka dari itu para Rastafarian menggunakan tumbuhan (Ganja) tersebut sebagai peralatan Upacara dan ritual kepercayaan mereka.

Ital dan Dreadlock
Para kaum Rastafarian juga menggunakan sebuah hukum larangan yang telah dikombinasikan untuk mendampingi sebuah doktrin ajarannya. Mereka dilarang mengkomsumsi alkohol, tembakau, semua jenis daging (terutama babi), juga kerang-kerangan, semua jenis ikan, dan spesies pemakan bangkai di laut. Bagi kaum Rastafari makanan yang mereka konsumsi haruslah ital, yang dalam bahasa Rastafarian berarti murni, alami, atau bersih.
Mereka juga mengharamkan menyisir atau memotong rambut, seperti yang ditafsirkan dalam salah satu injil mereka, Leviticus 21:5, "Mereka tidak boleh seharusnya membotakkan kepala mereka, juga mencukur sudut-sudut dagu mereka, juga memotong atau melukai daging mereka.". Ikatan rambut ikal mereka biarkan tumbuh alami dan dibiarkan kusut dan menggulung-gulung sendiri yang pada ahkirnya menjadi sebuah kuncian/tali-tali dreadlock.
Rasta: Hanya Fashion atau Gerakan Alternatif?
Di sebuah tempat pertunjukan musik seringkali secara tidak sengaja kita melihat orang-orang dengan gaya rambut panjang yang mengempal, bentuknya seperti digulung-gulung, dan menjuntai jatuh melebihi pundak.
Sebagian mereka mempercayai gaya rambut yang dinamakan dreadlock tersebut sebagai identitas yang berasal dari kaum rastafarian. Selera terhadap warna pun mengalami hal nasib sama, pilihan jatuh hanya pada warna tertentu.
Warna merah, kuning dan hijau seolah menjadi warna kebangsaan mutlak milik kaum rasta yang sebagian besar penikmat musik dengan genre reggae dari Bob Marley asal Jamaica.
Sejarah Kata Rastafarian
Ditilik dari Kacamata linguistik atau kebahasaan, kata rastafari berasal dari kata, Ras dan Tafari. Ras berasal dari kata Amharic Ras yang secara harfiah berarti "Kepala", gelar yang mereka sejajarkan dengan bentuk gelar modern kebangsawan dari pemerintahan Ethiopia.
Kata ini sebenarnya merupakan gelar adat yang diberikan sebelum Haile Selassie I memerintah (1930–1936 dan 1941–1974). Dan Tafari adalah gelar untuk Haile Selassie pertama. Mereka menggangap Raja Eithopia yang memerintah dianggap sebagai perwujudan Tuhan Jesus, disebut juga Jah atau Jah Rastafari. Kedatangan kedua Yesus Kristus ke bumi.
Ekspresi Perlawanan
Rastafari ini sendiri bukan bentuk agama formal dengan aturan ketat peribadatan, tetapi lebih merupakan bentuk ideologi, sebuah kepercayaan, atau juga gerakan pembebasan yang tumbuh dalam kultur nasrani di jazirah Jamaika kitaran 1930-an.
Wujud kongkret gerakan perlawanan tersebut berupa konsumsi ganja sebagai bentuk spiritualitas dan penolakan terhadap budaya yang berasal masyarakat barat (dalam pandangan kaum rastafarian disebut Babylonia, berasal dari metafora kekristenan sejarah negara-kota Mesopotamia, wujud perwakilan penjajahan budaya barat) karena Afrika dianggap sebagai tempat kelahiran asli umat manusia yang terdiri atas beragam latar aspirasi sosial-politik.
Saat ini, kesadaran gerakan Rastafari telah banyak tersebar di seluruh dunia, terutama melalui musik reggae yang dipopulerkan oleh The Wailers, Bob Marley, Peter Tosh dan lainnya. Pada pertengahan 90-an, ada sekitar satu juta Rastafari setia di seluruh dunia dan sekitar lima sampai sepuluh persen dari Jamaika mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian kaum Rasta.
Figur yang dikenal lainnya adalah Marcus Garvey, The Nyahbinghi, the Bobo Ashanti, and Dua Belas Suku Israel. Dari kacamata sejarah di atas menjadi kaum rasta sejati memang tidak mudah, ada pakem norma sosial dan hukum positif tertentu tertentu yang berlaku di tiap belahan dunia. Namun, produk budaya kaum rasta Jamaika tidak punah dalam perkembangannya. Ciri khas rambut dreadlock ala Bob Marley, sang seniman aspirator rakyat kulit hitam tersebut bisa kita lihat sampai sekarang, terutama di kalangan pegiat seni dan budaya.
Sebut Max Cavalera, musisi asal Brazil pendiri kelompok musik heavy metal Sepultura, Tony Q sang solois dan dianggap pionir reggae nasional, atau Wawan Muhammad Tohra alias Kiming si pembetot bas dari kelompok musik bernama Dajjal dan bergimbal hampir lima belas tahun, "Saya mengidolakan Rob Zombie dan Bob Marley dengan rambut gimbalnya." Ujarnya.
Rastafari: Freedom Movement dan Nilai Tentang Emansipasi
Rastafari, sebuah “Freedom Movement” dimana setiap individu dr gerakan ini punya kebebasan untuk menelaah falsafah hidup dr gerakan Rastafari dan punya kebebasan penuh untuk menafsirkan ajaran Rastafari – termasuk pengkultusan terhadap Kaisar Haile Selassie I dan atau keyakinan bahwa beliau adl sang Messiah (Revelation 5).

Hal itu bisa kita lihat dari banyaknya mansion/grup/aliran dr gerakan Rastafari. Sebut saja “The Twelve of Tribes of Israel”, 1 dari 3 aliran besar dan terkenal dalam gerakan Rastafari. “The Twelve of Tribes of Israel” tdk menganggap Haile Selassie I sbg Jah/Yahweh/Jehovah. “The Twelve of Tribes of Israel” percaya bahwa Yahshuwah The Messiyah/Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, sedang Haile Selassie I sebagai ilahi yang dipilih oleh Sang Pencipta untuk mewakilinya di bumi dlm kapasitas sbg Raja.
Dalam mansion “The Twelve of Tribes of Israel” – yg ikut mensposori lahirnya Grup Vokal Reggae Israel Vibration – Haile Selassie I dipandang sebagai raja yang terpilih oleh Tuhan dalam keturunan Raja Daud dan Raja Salomo (baca kisah Thalut/Saul: Al-Baqoroh : 246-252 dan 1 Samuel 9:16-17). Haile Selassie I dianggap sebagai representasi dari The Messiyah/Yesus Kristus dalam Karakter sbg raja, Dia bukanlah Yahshuwah The Messiyah/Yesus Kristus itu sendiri, tetapi wakil dari perjanjian Daud yang abadi.
Berbeda dgn “The Twelve of Tribes of Israel”, mansion Bobo Ashanti percaya bahwa Haile Selassie I adl Tuhan Yang Agung, dgn Marcus Garvey sebagai nabi, serta Emmanuel (pendiri mansion Bobo Ashanti) sebagai Imam Besar setelah urutan keimamatan Melkisedek. Ide-ide “Black Supremacy” dan “Jesus is a black man” masih sangat kental di mansion ini.
Tidak berhenti disitu, kemudian muncul pula Muslim Rastas yg merujuk kepada cara hidup dan implementasi atas ajaran-ajaran filosofis Rastafari (emansipasi, struggle, dan ketaatan pada Tuhan) dgn tetap menjaga Monoteisme (percaya pada Allah SWT, The Creator, yg ESA, yg Maha Agung) dan tdk meyakini Kaisar Haile Selassie I sbg Tuhan yg Agung. Dan tentunya tdk menggunakan Marijuana.
Lalu ada juga “Zion Rastafari” sebuah sekte kecil Yahudi, yang masih berpegang pada tradisi Yahudi, tetapi juga menerima Selassie I sebagai keturunan Raja Daud, dan roh ilahi. Selain itu ada pula beberapa aliran lain spt: Iyesus/Jesus Dreads, Messianic Dreads, Remi Rastafari, dan the Selassian Church.
Dari situ kita bisa melihat betapa beragamnya gerakan Rastafari. Sebuah gerakan yg tdk lagi eksklusive milik masy.kulit hitam. Sebuah gerakan yang bisa dileburkan ke dlm komunitas/individu/agama manapun. Kita semua punya kebebasan penuh untuk melihat dari perspekstif manapun.
Bob Marley sendiri tdk pernah menyatakan dengan aliran mana dia bergabung. Bob Marley menafsirkan falsafah hidup gerakan Rastafari dr sudut pandang dia sbg musisi reggae.
Yang menjadi fondasi dasar dari gerakan ini adalah emansipasi. Meskipun terbagi dalam beberapa sub grup/mansion, issue emansipasi menjadi benang merah diantara mereka.












DAFTAR PUSTAKA
Agus, Bustanuddin.2007. Agama dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi Agama.Jakarta : Raja Grafindo Persada.
--------------------Reagge. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Reggae. akses 29 Nopember 2010.

--------------------Rasta: Hanya Fashion atau Gerakan Alternatif?. Tersedia di http://www.anneahira.com/rasta.htm. akses 29 Nopember 2010

--------------------Rastafarian. Tersedia di http://rastamaniapapua.blogspot.com/2009/06/rastafarian.html. akses 29 Nopember 2010.

Rastafarian. Prahlad, Anand Sw. Reggae Wisdom : Proverbs in Jamaican Music. University Press of Mississippi. 2001 dan Haska. Helmi Y. Bob Marley : Rasta, Reggae, Revolusi. Jakarta: Kepak Books. 2005. tersedia di http://ilhowibowo.blogspot.com/2010/06/rastafarian.html. akses 29 Nopember 2010

Andre. Rastafari: Freedom Movement dan Nilai Tentang Emansipasi. http://musikpribumi.wordpress.com/2010/10/16/rastafari-freedom-movement-dan-nilai-tentang-emansipasi/. Akses 29 Nopember 2010

--------------------Sejarah Reggae dan Rastafarianisme. Tersedia di
http://banyubiroe.wordpress.com/2008/02/16/semeru-3676-mdpl/. Akses 29 Nopember 2010

Ignatius Juan Davin Handoko. Sejarah Rastafarianisme. Tersedia di http://lembutambun.blogspot.com/2009/02/rastafarianisme.html. akses 29 Nopember 2010.

--------------------- Gerakan Rastafaria. Tersedia di http://hudan.student.umm.ac.id/gerakan-rastafaria/. Akses 29 Nopember 2010

Ndes Jak Rastafara . Antara Musik Reggae Dan Rastafarian. Tersedia di http://ndes-jakreggae.blogspot.com/2009/11/antara-musik-reggae-dan-rastafarian.html. akses 29 November 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar