Rabu, 13 Juli 2011

REVOLUSI

I. PENGERTIAN REVOLUSI
Revolusi adalah suatu bentuk perubahan yang terjadi secara cepat dalam seluruh aspek kehidupan. Revolusi terjadi secara tidak merata di sepanjang sejarah. Pada umumnya revolusi terjadi dalam periode modern. Terjadinya revolusi mengikis kebudayaan lama dan menghasilkan kebudayaan baru. Sesuai dengan istilahnya, “revolusi” mengartikan bahwa revolusi menyerupai kelahiran kembali.

II. PROSES TERJADINYA REVOLUSI
Revolusi telah muncul di abad 14, tetapi makna revolusi pada saat itu hanya bersifat umum yang bermakna gerakan melingkar (circular). Gerakan melingkar yang dimaksud penggantian penguasa secara melingkar atau penggatian seluruh elit politik menyertai kemunculan Negara nasional. Konsep modern mengenai revolusi baru terbentuk di abad 18, ketika pecahnya revolusi prancis tahun 1789. Istilah revolusi disini bermakna penataan ulang kehidupan masyarakat secara menyeluruh oleh masyarakat itu sendiri. Pada saat ini berlangsung, masyarakat sudah mengalami perubahan yang lebih progresif dibanding keadaan sebelumnya.

III. PENGEMUKA TEORI REVOLUSI
Teori revolusi modern dikemukakan oleh Sorokin pada tahun 1925. Teori tersebut didapatkannya berdasarkan hasil pengalamanya di Rusia pada tahun 1917 dalam bidang politik. Ia meneliti dan mencatat perubahan dalam enam bidang yakni, :
a. Transformasi reaksi terhadap ucapan
b. Penyelewengan reaksi terhadap pemilihan
c. Penyelewengan reaksi seksualitas
d. Penyelewengan rekasi terhadap tugas
e. Penyelewengan terhadap kekuasaan dan bawahan.
f. Reaksi terhadap agama , moral, estetika, dan bentuk prilaku.
Aliran tindakan disampaikan oleh Sorokin yang menitikberatkan pengamatan pada peran tindakan individu dalam revolusi. Secara garis besar terdapat dua kondisi yang mendorong terjadinya revolusi, yaitu tekanan dari bawah dan kelemahan dari atas.
Pengemuka lainnya yakni James Davis tahun 1962 dan T.E.D. Gurr tahun 1970 yang mengemukakan 3 konsep revolusi yakni konsep kerugian relative, konsep kerugian aspirasi, dan struktural, dan politik.
- Konsep kerugian relative (psikologi): mereka melihat revolusi terjadi pada saat terdapat masyarakat yang terkena sindrom mental yang menyakitkan dan diperburuk lagi dengan berkurangnya perjuangan motivasi mereka untuk meredakannya. Revolusinya ini terletak pada saat orang tidak mendapatkan haknya. Mereka memiliki pengharapan untuk sembuh tetapi fasilitas sosial yang menentukan kesembuhan mereka, tidak tersedia.
- Konsep kerugian aspirasi : mereka melihat revolusi terjadi pada saat krisis ekonomi, penurunan efesiensi pemerintah dalam menyediakan keamanan publik, mempersempit peluang politik yang berubah menuju rezim otokrasi dan diktator. Pada saat itu kemarahan rakyat meningkat. Mereka lebih baik kehilangan harapan dibandingkan kehilangan apa yang telah mereka peroleh. Dapat dicontohkan dengan hadirnya program subsidi BBM yang pada awalnya membantu rakyat meringankan beban keuangannya, tetapi karena krisis ekonomi, maka subsidi pada BBM ditarik kembali / ditiadakan oleh pemerintah. Hal ini lah yang menjadi salah satu pemicu kemarahan rakyat.
- Teori structural : Teori struktural memusatkan pada tingkat struktur makro dengan mengabaikan faktor psikologi. Revolusi adalah hasil hambatan dan ketegangan struktural dan terutama bentuk hubungan khusus tertentu antara rakyat dengan pemerintah. Revolusi dicari penyebabnya berdasarkan konflik antar kelas, antar kelompok.
- Teori Politik melihat revolusi sebagai sifat fenomena politik yang muncul dari proses yang khusus terjadi di bidang politik. Revolusi dilihat sebagai akibat pergeseran keseimbangan kekuatan dan perjuangan perebutan hegemoni antar pesaing untuk mengendalikan negara.

IV. PERKEMBANGAN DAN DAMPAK TERJADINYA REVOLUSI
Revolusi mulai hancur di abad 20 bersamaan dengan lapuknya modernitas. Revolusi itu hancur karena dirinya sendiri. Mitos revolusi dirusak oleh pengalaman sulit dan tragis dari revolusi itu sendiri. Pada abad ke 20 inilah manusia sudah tidak menginginkan lagi terjadinya revolusi karena mereka menganggap bahwa revolusi merupakan letusan gunung merapi atau tsunami yang tiba – tiba menghadang manusia. Adanya revolusi menimbulkan perubahan dalam bidang ekonomi, politik, kultur, kehidupan sosial, dan kepribadian manusia.
Sejarah telah membuktikan bahwa sebagian besar revolusi menghasilkan bentuk ketidakadilan, ketimpangan, eksploitasi dan penindasan yang lebih parah. Selain itu revolusi seringkali harus diiringi dengan tindak kekerasan, peperangan dan kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa tidak sedikit. Revolusi dianggap sebagai sebuah bencana dibandingkan sebagai sebuah usaha penyelamatan kehidupan manusia.


V. PENDEKATAN DAN CONTOH REVOLUSI
Revolusi melibatkan rakyat dengan jumlah yang besar dan bertindak secara bersama – sama, contohnya revolusi Prancis, Revolusi Industri, Revolusi Inggris.Beberapa contoh revolusi yang lain adalah revolusi Indonesia pada saat penjajahan. Disaat penjajahan masyarakat Indonesia hidup dengan tidak bebas, tetapi ketika terlaksananya proklamasi dengan seketika Indonesia bebas.

Sumber :
Sztompka,Piotr.1993.Sosiologi Perubahan Sosial.Jakarta:Prenada Media Grup. http://riyadi.staff.fkip.uns.ac.id/2009/07/17/makalah-teori-revolusi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar